TATALAKSANA
PEMELIHARAAN PADA USAHA PENGGEMUKAN SAPI BRAHMAN
CROSS DI PT LEMBU JANTAN PERKASA SERANG-BANTEN
Oleh :
Muhammad
Yunus
200110130055
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
SUMEDANG
2016
2.1
Abstrak
Tatalaksana
pemeliharaan sapi Brahman Cross di PT Lembu Jantan Perkasa meliputi manajemen
pemberian pakan, pengelolaan hijauaan makanan ternak, manajemen perkandangan,
pengelolaan limbah peternakan. Laporan ini merupakan suatu pengamatan dan
kajian yang telah dilakukan pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Lembu
Jantan Perkasa yang beralamat di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 9,6 Pabuaran
Kabupaten Serang terhitung mulai tanggal 04 Januari – 02 Februari 2016. Metode
yang dilakukan pada pengamatan di tempat PKL yaitu berupa orientasi, observasi
dan adaptasi. Tujuan dari pelaksanaan PKL adalah dapat menambah pengetahuan,
wawasan dan pengalaman kerja di perusahaan yang bergerak di bidang fattening,
breeding dan trading. Pemeliharaan sapi penggemukan di PT Lembu Jantan Perkasa
dilakukan dengan baik berdasarkan data bulan Desember 2015 dengan pertambahan
bobot badan harian sapi Brahman Cross mencapai
1,89 kg/hari umur pemeliharaan 82 hari jenis Steer dan 1,83 kg/hari umur pemeliharaan 79 hari jenis Heifer.
Kata
kunci : Tatalaksana Pemeliharaan, Sapi Brahman
Cross
2.2 Pendahuluan
Usaha penggemukan sapi
potong merupakan salah satu usaha yang sudah berkembang secara pesat dan telah menyebar
di wilayah Indonesia. Dalam setiap usaha peternakan harus memperhatikan 3 hal
yang sangat penting untuk keberhasilan usaha penggemukan ternak sapi yaitu
breeding, feeding, dan manajemen, ketiga hal tersebut harus berkaitan dan berhubungan
satu sama lain. Untuk keberhasilan
usaha penggemukan sapi potong, maka yang harus diperhatikan adalah manajemen pemeliharaan
yang terarah dan pengelola yang professional. Usaha penggemukan sapi potong sangat
berkembang pesat karena masyarakat sadar akan kebutuhan hewani, Sehingga permintaan
akan daging terus meningkat.
Usaha penggemukan sapi
potong tidak hanya diusahakan oleh industri-industri besar tetapi juga diusahakan
oleh petani peternak meskipun dalam hal manajemen pemeliharannya petani peternak
masih relative sederhana. Usaha penggemukan sapi potong berkembang sangat pesat
karena sapi potong sebagai ternak yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Tingginya nilai ekonomis ini ditentukan
oleh stok sapi yang tersedia, berat karkas dan kualitas daging. Berdasarkan uraian
diatas, kajian ini akan membahas tentang tatalaksana pemeliharaan pada usaha penggemukan
sapi Brahman cross di PT Lembu Jantan
Perkasa Serang Banten yang memiliki populasi ternak sapi potong sebanyak ± 3000
ekor.
Maksud dan tujuan dari Praktik Kerja Lapangan
di PT Lembu Jantan Perkasa adalah :
1. Mengetahui tata laksana pemeliharaan dari usaha
penggemukan sapi potong Brahman Cross.
2. Menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan
di tempat praktik kerja lapangan
2.4 Metode Pengamatan
Metode
pengamatan yang dilakukan selama Praktik
Kerja Lapangan di PT Lembu Jantan Perkasa adalah :
· Orientasi
Orientasi
dilakukan setelah mahasiswa PKL telah berada di lingkungan perusahaan untuk mendapat
pengarahan dari pimpinan perusahaan atau pun pihak yang telah menerima mahasiswa
untuk kegiatan PKL.Mahasiswa dikumpulkan dalam satu ruangan untuk mendapat pengarahan
dan petunjuk dari Perwakilan pihak dari PT Lembu Jantan Perkasa. Dalam kegiatan
ini mahasiswa mempelajari struktur organisasi lokasi ternak sapi potong, ruang lingkup
kegiatan mencakup mekanisme kegiatan selama 25 hari kerja dan tatalaksana pemeliharaan
ternak sapi potong.
· Observasi
Observasi
dilakukan langsung oleh mahasiswa PKL untuk memperoleh data dan informasi mengenai
lokasi, situasi dan kondisi lapangan yang berhubungan dengan materi PKL.
· Adaptasi
Adaptasi
sangat penting dilakukan oleh mahasiswa dengan pihak perusahaan agar kegiatan PKL berjalan dengan baik. Adaptasi dengan semua
karyawan yang bekerja di PT Lembu Jantan Perkasa dengan cara bertanya seputar kegiatan
selama pelaksanaan PKL , masalah-masalah yang terjadi di PT Lembu Jantan
Perkasa dan untuk mengumpulkan data atau bahan pembuatan laporan.
2.5
Hasil dan Pembahasan
2.5.1.
Tatalaksana Pemeliharaan
Penggemukkan
(fattening)
Usaha
pertama kali yang didirikan PT Lembu Jantan Perkasa adalah usaha yang bergerak
di bidang penggemukkan sapi potong. Sapi potong yang dipelihara kemudian digemukan di perusahaan ini adalah
sapi dengan jenis Brahman cross(BX).
Sapi BX (Brahman Cross), adalah
ternak sapi hasil domestikasi/ penjinakan sapi Brahman (asal India) yang
dikembangkan di Amerika dan Australia dan disilangkan dengan jenis ternak dari
daratan Amerika, seperti Shorthorn, Santa Gertrudis, Droughmaster, Hereford. Sex
sapi Brahman Cross yang di gemukkan
terdiri dari Cow, Heifer, Steer dan Bull.
Brahman cross banyak diminati oleh feedloter sebab pertambahan bobot badan
harian (Average Daily Gain = ADG) dan persentase karkas lebih tinggi dengan
komponen tulang lebih rendah dibanding sapi lokal (Hadi, 2002).
Soeparno dan Sumadi (2000) yang menyebutkan
potensi genetik individu di dalam bangsa dapat berbeda dan ukuran tubuh dewasa
individu di dalam suatu bangsa dapat menyebabkan perbedaan tingkatan laju pertumbuhan.
Hikmah (2002) menyatakan penggemukan adalah
pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya
melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat. Tujuan sistem
penggemukan sapi potong ini di indonesia, menurut (Anggraini, 2003) untuk mendapatkan pertambahan bobot badan, kuantitas dan
kualitas karkas yang tinggi dalam waktu relatif cepat yaitu dengan cara
meningkatkan efisiensi pakan yang berkualitas dengan kandungan protein dan
energi tinggi serta harganya relatif lebih murah.
Penggemukan sapi potong di PT Lembu Jantan
Perkasa dilakukan rata-rataselama 3-4 bulan secara intensif. Hal ini sesuai
dengan pendapat Neumann
dan Lusby (1986) menjelaskan bahwa untuk program penggemukan finishing, waktu
penggemukan dimulai dengan bobot badan awal antara 325-400 kg sampai dicapai
bobot potong antara 500-625 kg yaitu kurang dari enam bulan pemeliharaan. Waktu
penggemukan semakin lama menurut Hafid (1998) memiliki kecenderungan
meningkatkan persentase lemakkarkas dan menurunkan persentase komposisi daging
dan tulang, selain itu cenderung menurunkan persentase total non karkas,
persentase komposisi kepala,kaki dan jantung. Bobot badan sapi merupakan salah satu indicator produktivitas
ternak yang dapat diduga berdasarkan ukuran linear tubuh sapi meliputi lingkar
dada, panjang badan dan tinggi badan (Kadarsih, 2003). Peternak umumnya menggunakan
bobot hidup sapi sebagai ukuran keberhasilan pemeliharaan dan pertumbuhan sapi
yang telah dipelihara apakah sesuai dengan harapan. Bobot hidup juga merupakan salah
satu penentu harga seekor sapi dalam bidang pemasaran. Pertambahan bobot badan sapi brahman
cross heifer dan steer yaitu antara 1,6-1,8 kg/hari, hal ini sesuai dengan
pendapat (Grifin, 2009; Ngadiyono, 2002) menjelaskan Pertambahan bobot badan
harian sapi Steer Brahman cross
dengan bobot badan awal kurang dari 300
kg yaitu 1,61 kg/hari, bobotbadan awal 320 kg yaitu 1,25kg/hari. Penggemukan sapi potong dipengaruhi
oleh beberapa factor yaitu cara pemberian pakan yang baik, umur sapi, dan jenis
sapi yang digemukkan. Sistem pemeliharaan sapi potong untuk penggemukkan di PT
Lembu Jantan Perkasa adalah secara intensif. Sistem pemeliharaan ini dilakukan
di dalam kandang, pemberian pakan diberikan oleh peternak langsung di dalam
kandang. Semua aktivitas sapi dilakukan di dalam kandang, mulai dari pemberian
makan, minum, istirahat, pembersihan kandang dan pengendalian penyakit. Keuntungan
sistem ini adalah penggunaan bahan pakan hasil ikutan dari beberapa industri
lebih intensif dibanding dengan sistem ekstensif. Kelemahan terletak pada modal
yang digunakan lebih tinggi, masalah penyakit, dan limbah peternakannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Susilorini
(2008) yaitu sistem pemeliharaan sapi potong dapat dibedakanmenjadi 3, antara
lain sistem pemeliharaan ekstensif, semi intensif dan intensif. Sistem ekstensif semua aktivitasnya
dilakukan di padang penggembalaan yang sama. Sistem semi intensif adalah
memelihara sapi untuk digemukkan dengan cara digembalakan dan pakan disediakan
oleh peternak, atau gabungan dari system ekstensif dan intensif. Sementara
sistem intensif adalah sapi-sapi dikandangkandan seluruh pakan disediakan oleh
peternak. Tatalaksana pemeliharaan sapi potong penggemukkan di PT Lembu Jantan
Perkasa terdiri dari : Pemberian Pakan, Hijauan Makanan Ternak, Manajemen
Kesehatan Hewan , Manajemen Perkandangan, Pengelolaan dan Penanganan Limbah .
· Pemberian
Pakan
Pakan yang diberikan pada sapi potong untuk penggemukan di PT Lembu Jantan
Perkasa adalah konsentrat, jerami dan hijauan. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Williamson dan Payne, 1993)
yaitu Bahan pakan ternak dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu hijauan
dan konsentrat. Hijauan ditandai dengan jumlah serat kasar yang relative banyak dari pada berat keringnya,
yaitu lebih besar dari 18%. Konsentrat mengandung serat kasar lebih sedikit dari
pada hijauanya itu kurangdari 18% dan mengandung karbohidrat, protein, dan lemak
yang relative banyak namun jumlahnya bervariasi dengan jumlah air yang relative
sedikit. Jerami termasuk salah satu hijauan yang sering digunakan pada ternak,
tetapi hijauan ini umumnya memiliki nilai nutrisi yang rendah (Williamson dan
Payne, 1993). Jerami padi memiliki palatabitas yang cukup baik, tetapi apabila
diberikan terlalu banyak dalam pakan sapi akan menyebabkan kebutuhan hidup
pokoknya tidak terpenuhi karena kandung nutriennya rendah (Panjono et al.,
2000).
Jenis
hijauan yang diberikan adalah rumput gajah dan rumput taiwan. Jerami dan
hijauan sebelum diberikan dicacah terlebih dahulu agar mudah dicerna sehingga
diharapkan konsumsi pakan akan meningkat dan mengurangi pakan yang tercecer.
Pakan yang diberikan dalam tiap pen berbeda-beda sesuai dengan jumlah sapi yang
ada dalam pen. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2008) yaitu sapi yang
akan digemukan harus memperolehransum yang terdiri dari hijauan dan konsentrat
yang harus diatur pemberiannya agar tercapai hasil yang memuaskan.
Pemberian pakan hijauan dilakukan bersamaan
dengan pemberian konsentrat
dengan hijauan berada
di bagian atas nya (top grass).
Cara tersebut dianggap
efektif karena hijauan
lebih dulu dimakan
sehingga hijauan yang memiliki
kadar air tinggi
lebih cepat habis
daripada konsentrat apabila
hijauan telah habis maka
konsentrat tetap kering
dan dapat digunakan
lagi tanpa pembusukan. Hijauan
sudah dikemas dalam sebuah karung dengan berat 15 kg per karung.
Konsentrat
atau pakan penguat adalah pakan
yang mengandung protein
tinggi dengan kadar
serat kasar yang relatif rendah dan mudah dicerna.
Pemberian konsentrat di PT Lembu Jantan Perkasa untuk ternak
yang baru datang
diberikan secara bertahap
untuk menghindari terjadinya gangguan
pada saluran pencernaan. Semakin lama
umur pemeliharaan ternak semakin
banyak konsentrat yang
diberikan. Konsentrat sudah dikemas dalam karung masing-masing dengan
berat 50 kg. Pemberian pakan konsentrat
dibutuhkan oleh ternak sapi untuk pertumbuhannya dan menghasilkan produksi
yang baik. Pakan konsentrat yang
diberikan di PT Lembu
Jantan Perkasa terdiri dari
campuran beberapa macam bahan
pakan termasuk sisa
pakan. Penggunaan konsentrat
(terutama yang banyak mengandung biji-bijian) yang lebih tinggi
akan mempercepat pertambahan bobot
badan dan efisiensi
pakan lebih baik.
Penentuan jumlah konsentrat yang
tepat merupakan salah satu
cara optimasi kapasitas
pencernaan untuk mendapatkan
efisiensi pemanfaatan pakan yang lebih baik (Purbowati, 2001).
Pemberian pakan di PT Lembu Jantan
Perkasa dilakuakan pada pagi hari (07.00) dan siang hari (13.00). pakan yang
diberikan berasal dari feedmill (gudang pakan ) dan diantar menggunakan mobil
bak terbuka oleh beberapa petugas gudang pakan
melewati central alley yang
cukup luas, sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien karena tenaga
kerja dan waktu yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit. Apabila terdapat pakan
yang tidak habis pada saat pemberian pakan, maka dilakukan pengumpulan pakan
sisa dengan cara di masukkan ke dalam karung. Setelah selesai pemberian pakan, 120
menit kemudian dilakukan pembolak balikkan pakan menggunakan sekop.
Tujuan pembolak-balikan pakan ini agar
kesegaran pakan dan palatabilitas pakan tetap terjaga. Teknis pembolak-balikkan
pakan yaitu sebanyak 3 kali pagi, siang dan malam. Selain pembalikan
pakan juga harus dilakukan perataan pakan yang menumpuk di salah satu bak pakan
dan dibagikan ke dalam bak pakan yang
sudah kosong. Pemberian pakan untuk penggemukan tidak boleh telat agar proses
penggemukan berjalan dengan baik dan mencegah sapi terkena penyakit, sapi
Brahman cross ini juga memliki tingkah laku makan yaitu pagi pukul 07.00-09.00
makan banyak, siang pukul 13.00-15.00 makan sedikit dan sore pukul 17.00-19.00
mulai makan banyak lagi, ditandai dengan ekornya bergerak terus untukmeminta
makan. Berdasarkan data tahun 2015 pertambahan bobot badan harian sapi Brahman
cross di PT Lembu Jantan Perkasa yaitu 1,89 kg/hari umur pemeliharaan 82 hari
jenis steer dan 1,83 kg/hari umur
pemeliharaan 79 hari jenis heifer.
· Hijauan
Makanan Ternak
Unit hijauan makanan ternak bertugas dalam
penyediaan hijauan baik untuk penggemukan maupun pembibitan. Bahan baku hijauan
yag terdiri dari rumput segar maupun jerami berasal dari kebun milik perusahaan
seluas 9,5 Ha dan kebun milik warga setempat seluas 3 Ha yang bekerja sama
dengan perusahaan ini. Hijauan yang digunakan berjenis rumput Taiwan. Rumput
ini pada saat panen pertama kali nya itu pada umur 3 bulan setelah tanam , pada
bulan berikutnya saaat tanam kembali rumput ini dapat dipanen pada umur 2 bulan setelah tanam. Rumput yang ditanam
diberi pupuk yang berasal dari limbah padat peternakan milik sendiri dan pemupukan dilakukan 6 bulan sekali pada
saat musim hujan, karena kandungan nitrat dapat terurai dengan air.
Kandungan
nitrat ini harus angat diperhatikan, karena jika rumput yang kandungan
nitratnya tinggi langsung diberikan kepada sapi, sapi akan langsung mati dan
darah nya akan menjadi hitam. Maka dari itu di PT Lembu Jantan Perkasa ini ada
standar nitrat pada rumput sebelum diberikan kepada sapi maupun diolah untuk
dijadikan silase.Untuk unit penggemukan rumput nya harus mengandung nitrat
kurang dari 2000. Rumput segar untuk unit penggemukan biasanya diberikan
sebanyak 15 ton sehari. Rumput segar yang dipanen langsung diangkut ke tempat
pemotongan rumput lalu pemotongan menggunakan chooper. Tenaga kerja yang dibutuhkan di unit Hijauan Makanan
Ternak ini sebanyak 9 orang.
· Manajemen Kesehatan Hewan
Penyakit merupakan ancaman yang perlu
diwaspadai peternak walaupun serangan
penyakit tidak langsung mematikan ternak, tetapi dapat menimbulkan
masalah kesehatan yang berkepanjangan, menghambat pertumbuhan dan mengurangi
pendapatan (Sarwono dan Arianto, 2007). Menurut Sugeng (2003) berbagai jenis
penyakit sapi sering berjangkit di Indonesia, baik yang menular ataupun tidak
menular. Penyakit menular yang berjangkit pada umumnya menimbulkan kerugian
besar bagi peternak. Sapi Brahman cross merupakan salah
satu jenis sapi
yang banyak dipelihara karena
memiliki daya tahan
tubuh yag baik. Menurut Ibrahim dkk (2008) yang
menyatakan bahwa sapi Brahman cross
memiliki toleransi yang cukup tinggi
terhadap suhu lingkungan serta memiliki
pertambahan bobot badan
harian yang cukup
baik. Meski demikian, sapi-sapi
tersebut tidak berarti
kebal terhadap penyakit.
Oleh sebab itulah diperlukan
adanya pemeriksaan kesehatan sapi yang rutin dilakukan.
Pelaksanaan program kesehatan hewan yang
diterapkan di PT Lembu Jantan Perkasa dilakukan sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP) yang telah dikeluarkan oleh manajemen perusahaan.
Pemeriksaan kesehatan sapi
dilakukan dilakukan mulai pukul
07.00 WIB sampai sore hari yang dilakukan oleh tiga orang petugas kesehatan
yang langsung bertanggung jawab kepada dokter hewan. Pengontrolan
dilakukan dengan cara
mengelilingi kandang dan
mengamati keadaan sapi
secara umum, apabila
terdapat sapi yang
sakit, maka sapi
segera dipisahkan dan ditangani.
Sapi-sapi yang telah
diobati kemudian dipindahkan ke kandang hospital pen.
Pemeriksaan ternak sakit dilakukan
dengan cara membangunkan sapi agar diketahui kondisi kesehatan ternak tersebut.
Selanjutnya ternak yang sakit dilakukan pemisahan ke kandang karantina atau
bias disebut dengan sick pen. Gejala- gejala yang sering ditimbulkan oleh
ternak sakit yaitu ternak diam saja, menurunnya suhu tubuh, mata berair ,
hidung penuh lender , dan lemas. Apabila kondisi ternak tersebut semakin
memburuk maka dilakukan pemotongan pada ternak tersebut agar tidak terjadi
kerugia secara ekonomi. Setelah dipotong, sapi tersebut langsung dibawa ke
Rumah Potong Hewan (RPH) milik pemerintah daerah Serang di kawasan Trondol
Serang. Penyakit – penyakit yang sering menyerang sapi – sapi penggemukan yang ada
di PT Lembu Jantan Perkasa antara
lain : Abses, Pincang, Sapi roboh , Pink
eye atau sakit mata , Bloat
(Tympani),
Diare.
· Manajemen
Perkandangan
Kandang
merupakan sarana yang penting bagi ternak, fungsi kandang bagi ternak
diantaranya melindungi ternak dari perubahan
cuaca atau iklim yang ekstrem (panas, hujan dan angin), mencegah dan melindungi ternak dari
penyakit, Menjaga keamanan ternak dari pencurian, memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti
pemberian pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkawinan serta meningkatkan
efisiensi penggunaan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sugeng,
2003) yaitu kandang merupakan tempat tinggal ternak sepanjang waktu, sehingga
pembangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak, harus
bisa menjamin hidup yang sehat dan nyaman. Dinyatakan oleh
Siregar (2003) bahwa dengan kandang, pengamanan terhadap pencuri sapi akan
lebih terjaga.Kandang yang dibangun hendaknya dapat menunjang peternak, baik
dari segi ekonomis maupun segi kemudahan dalam penanganan sapi. Sehingga
diharapkan dengan adanya bangunan kandang ini sapi tidak berkeliaran
disembarang tempat dan kotorannya pun dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
(Sugeng, 2003).
PT
Lembu Jantan Perkasa memiliki dua tipe kandang, yaitu kandang tertutup dan
terbuka. Di bagian fattening tipe kandang tertutup terdiri dari kandang
A,D,J,K,L dan tipe kandang terbuka terdiri dari kandang B,C,E,F. Semua kandang
di PT Lembu Jantan Perkasa menggunakan tipe koloni. Menurut Sarwono dan Arianto (2002)
kandang koloni adalah kandang yang terdiri dari satu ruangan atau bangunan
tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak. Kandang penggemukan di PT
Lembu Jantan Perkasa ada
yang mengarah dari
utara ke selatan yaitu
kandang A,B,C sedangkan kandang
yang lainnya sudah
mengarah dari timur
ke barat, sehingga memungkinkan
kandang selalu terpapar
sinar matahari. Tipe kandang koloni dipilih karena
lebih efisiensi biaya,
selain itu tipe
kandang koloni akan lebih
leluasa bergerak karena telah
disesuaikan dengan habitat
aslinya.
Setiap
kandang dibagi menjadi
beberapa pen, jumlah
pen tergantung dari
luas kandang. Luas setiap pen
bervariasi tergantung dari luas kandangnya. Sapi di bagian fattening rata-rata
tiap pen diisi 40-50 ekor sapi. Untuk
memenuhi persyaratan pembangunan kandang yang baik, bangunan kandang di PT
Lembu Jantan Perkasa tebuat dari bangunan beton, besi dan kayu sehingga pemeliharaan
sapi potong dapat berjalan dengan baik. Selain bangunan kandang, kebutuhan
bahan-bahan dalam perkandangan di PT Lembu Jantan perkasa juga diperhatikan
seperti:
1.
Lantai Kandang
Lantai kandang sebagai tempat berpijak
dan berbaring bagi ternak sapi. Lantai kandang tidak licin, tidak mudah lembab,
tahan injakan dan awet. Lantai kandang
yang ada di PT Lembu Jantan Perkasa menggunakan paving block , sehingga lantai menjadi tidak licin dan mudah dalam
proses pembersihan kandang. kemiringan lantai mencapai 5° mengarah kepada
selokan , tetapi tidak licin, hal ini bertujuan untuk mempermudah kotoran atau feses yang ada dalam kandang mengalir
menuju selokan dan penampungan limbah yang sudah tersedia. Ini sesuai dengan
pendapat Soeprapto dan
Abidin (2006) yang menyatakan bahwa
kemiringan kandang antara 5 ̊ sampai 10 ̊ agar
air tidak menggenang.
2.
Atap
Kandang
Atap
kandang merupakan pembatas (isolasi) bagian atas kandang berfungsi untuk
menghindarkan ternak dari hujan dan terik matahari , menjaga kehangatan ternak
di waktu malam hari, serta menahan panas yang dihasilkan oleh tubuh hewan itu
sendiri. (Sudarmono dan Sugeng, 2008). Bahan yang digunakan untuk dijadikan
atap kandang itu berbagai macam ada asbes, seng , genting dan rumbia. Atap yang
digunakan di PT Lembu Jantan Perkasa adalah asbes. bahan ini tahan lama dan
dapat menahan sinar matahari pada siang hari dan melindungi sapi dari hujan.
3.
Ventilasi
Kandang
Ventilasi
kandang yang baik dan iklim dalam kandang yang segar serta tidak panas, membuat
ternak merasa nyaman dan tidak stress. Kandang di PT Lembu Jantan Perkasa
memiliki ventilasi yang cukup baik dan arah kandang yang ada disesuaikan dengan
kontruksi lahan, ada yang membujur dari Timur ke Barat , Selatan ke Utara,
sehingga udara dapat masuk ke dalam kandang.
4.
Dinding
Kandang
Dinding kandang merupakan pembatas
seluruh keliling kandang atau bagian tepi kandang. di PT Lembu Jantan Perkasa Dinding kandang
menggunakan pipa besi dan pembatas pen
pada tiap kandang juga menggunakan pipa besi dengan setinggi 180 cm
dengan ukuran celah antara ukuran
pipa besi 50 cm.
5. Bedding
Kandang
tipe tertutup menggunakan bedding untuk
memberikan rasa nyaman pada sapi yang ada di dalam kandang. bahan yang
digunakan sebagai bedding berupa
(sawdust). Bedding berfungsi untuk menyerap urine atau feses yang dihasilkan
ternak . penggantian bedding
dilakukan apabila bedding sudah
terlihat basah dan becek, diganti dengan sawdust yang baru sebanyak 70-80
karung dalam 1 pen kandang. sedangkan untuk kandang terbuka tidak menggunakan bedding.
6.
Tempat Pakan
dan Minum
Tempat
pakan dan air minum merupakan perlengkapan yang ada di kandang untuk memenuhi
kebutuhan ternak. Tempat pakan di PT Lembu Jantan Perkasa terbuat dari beton
dan terbuat dari drum plastik yang dibelah menjadi 2 bagian. Di PT Lembu Jantan
Perkasa tempat pakan lebih banyak menggunakan beton karena lebih luas dan sapi
lebih efisien untuk makan , dari pada menggunakan tempat pakan yang terbuat
dari drum plastik. Bak pakan yang terbuat dari semen yang berukuran panjang 408
cm, lebar 75 cm, tinggi (kedalaman) 55 cm. Ukuran panjang dan lebar bak pakan
ini sama dengan ukuran
panjang dan lebar
dari tiap kandang. Menurut Rasyid dan Hartati
(2007) ukuran bak pakan kandang
kelompok adalah mengikuti panjang
kandang, dengan proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat
pakan.
7.
Peralatan
produksi
PT
Lembu Jantan Perkasa memiliki peralatan produksi yang terdiri dari alat
transportasi, timbangan, cattle yard
(kandang penanganan), loading chute dan
up loading, gang way, crush
(penjepit), gudang, tempat penampungan limbah dan kebun rumput.
8.
Alat transportasi
Alat transportasi merupakan sarana penunjang dalam suatu
usaha peternakan. Alat transportasi yang dimiliki PT Lembu Jantan Perkasa
adalah satu fuso, empat colt diesel, tiga pick-up , dan dua panther yang
masing-masing kendaraan tersebut digunakan untuk mengangkut limbah, distribusi
pakan,distribusi hijauan segar dan jerami, mengangkut sapi penjualan.
Ukuran dan kapasitas kandang penggemukan di PT Lembu
Jantan Perkasa
· Pembersihan Kandang
Pembersihan kandang merupakan suatu
kegiatan rutin yang harus dilakukan untuk meminimalisir sapi terkena penyakit.
Maka dari itu, kebersihan kandang di PT Lembu Jantan Perkasa sangat
diperhatikan dan dijaga dengan baik. Kegiatan pembersihan pakan dilakukan
setelah melakukan pemberian pakan. Kegiatan pembersihan pakan mliputi menyapu
sisa pakan yang jatuh di central alley
saat pemberian, dan mengumpulkan karung bekas tempat hijauan atau konsentrat
yang telah diberikan. Terdapat
dua metode pembersihankandang di perusahaan untuk kandang terbuka pembersihan
kotoran masih manual yaitu hanya dengan menggunakan alat penyodok sederhana
terbuat dari kayu atau biasa disebut metode scraping.
Pembersihan
kotoran dalam kandang ini dilakukan setiap hari pada waktu pagi hari mulai
pukul 08.00 -11.00 WIB yang bertujuan untuk menjaga kebersihan kandang dan
mencegah timbulnya bibit penyakit dan bau yang berasal dari kotoran yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup sapi dan manusia yang berada di sekitarnya.
Pembersihan kandang tertutup menggunakan mesin yang disebut bobcat. Pembersihan
kotoran dilakukan tiga hari dalam seminggu, tergantung keadaan alas kandang
yang berupa serbuk gegaji halus. Jika sebuk gergaji tersebut sudah terlihat
basah harus segera diganti dengan yang baru. Jika tidak, atau telat dalam
pembersihan maka akan timbul bau amoniak yang sangat menyengat dalam kandang. Pembersihan
kandang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian kandang. Kandang
harus selalu dijaga kebersihannya, karena frekuensi pemberian pakan pada usaha
penggemukan sapi potong relatif tinggi maka kotoran yang dikeluarkan oleh sapi
cukup banyak.
· Pengurasan
dan pengisian bak air minum
Kebersihan tempat air minum juga harus
dibersihkan setiap hari bersamaan dengan pembersihan kandang. pembersihan bak
air minum ini dilakukan dengan cara menyikat dinding bak pakan yang biasanya
terdapat lumut yang tumbuh dan menempel. Kebersihan air minum perlu dijaga ,
karena sangat berhubungan erat dengan kesehatan ternak. Tempat bak pakan dan
minum terbuat dari semen, letak antara bak pakan dan minum terpisah, untuk bak
minum di dalam pen, agar sapi memudahkan sapi minum dan tidak berebutan satu
dengan yang lain namun ada juga yang terdapat di bagian luar. Pemberian air
minum dilakukan secara adlibitum ketersediaannya tidak pernah kurang dan selalu
ada terus - menerus. Minuman berupa air bersih dan kualitas airnya harus
dijagaagar tidak terkontaminasi oleh bibit -bibit penyakit (Suparman dan Azis,
2003).
· Pengelolaan
Limbah Peternakan
Pengelolaan dan penanganan limbah dalam
usaha peternakan sangat penting karena limbah ternak dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan dan menimbulkan bau. Pengelolaan limbah peternakan di PT
Lembu Jantan Perkasa dilakukan secara intensif dengan tujuan limbah peternakan
tersebut tidak mengangu lingkungan maupu masyarakat sekitar. Limbah yang
dihasilkan di PT Lembu Jantan Perkasa ada dua jenis yaitu limbah padat dan
limbah cair.
Penanganan limbah untuk tipe kandang
terbuka dilakukan dengan cara mengalirkan limbah melalui selokan ke tempat
penampungan limbah awal (holding pond) kemudian
dialirkan ke filtrasi
pond untuk menyaring limbah padat dengan limbah cair dan
mengendapkan limbah padat. Limbah padat
akan terbawa ke
kolam dan mengendap,
sedangkan limbah cair akan
terus mengalir menuju
kolam aerobik, lalu
dialirkan ke sungai
dan sawah milik masyarakat di sekitar perusahaan.
Holding
pond
4 kolam filtrasi dan kolam fakultatif
kolam aerobik
Penanganan
limbah untuk tipe kandang tertutup dilakukan dengan cara mengangkut limbah
padat maupun cair yang sudah tercampur dengan sawdust menggunakan truk ke area
penampungan khusus limbah padat. Di tempat penampungan kotoran yang baru
diangkut terus ditumpuk dan dikumpulkan setelah beberapa bulan kemudian dibalik
agar amoniak cepat keluar dan bau cepat hilang. Pengolahan limbah di PT Lembu
Jantan perkasa dijadikan pupuk. Cara pengolahan menjadi pupuk ini ada secara
giling dan ada yang diayak manual. Secara giling cara kerja nya mengangkut
pupuk yang sudah kering dari penampungan limbah kemudian pupuk tersebut
digiling dengan mesin. Tenaga kerja untuk pengolahan limbah padat dengan cara
giling ini sebanyak 3-5 orang.
Secara diayak
manual cara kerja nya limbah padat yang sudah kering setelah penjemuran selama
2 hari di penampungan limbah diangkut kemudian dibawa ke tempat pengolaan
limbah kemudian di karungi dengan berat 1 karung 30 kg dengan kadar air dibawah
25 %. Tenaga kerja pada bagiaan ini sebanyak 12 orang. Untuk harga penjualan
pupuk, 1 kg (karungan) Rp 100,00 dan untuk yang sudah digiliing 1 kg Rp 200,00.
2.6 Kesimpulan dan Saran
2.6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tatalaksana
pemeliharaan meliputi pemberian pakan, penyediaan hijauan makanan ternak,
manajemen kesehatan, manajemen perkandangan, pengelolaan limbah peternakan.
2. Tatalaksana
di PT Lembu Jantan Perkasa dilakukan dengan baik berdasarkan pencapaian
pertambahan bobot badan harian pada bulan Desember 2015 sebesar 1,89 kg/hari
umur pemeliharaan 82 hari jenis steer dan 1,83 kg/hari umur pemeliharaan 79
hari jenis heifer. Target pencapaian PBB
di PT Lembu Jantan Perkasa adalah berkisar 1,6 kg.
2.6.2. Saran
Pengolahan limbah di PT Lembu Jantan Perkasa harus
lebih di tingkatkan lagi. Untuk limbah cair nya bisa diolah menjadi pupuk cair
yang bernilai, dan limbah padat nya dapat diolah menjadi biogas yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi di kandang yaitu penerangan,memasak dll.
Daftar Pustaka
Anggraini,
W. 2003. Analisis Usaha Peternakan Sapi
Potong Rakyat Berdasarkan Biaya Produksi dan Tingkat Pendapatan Peternakan
Menurut Skala Usaha (Kasus di Kecamatan Were Kabupaten Bima Nusa Tenggara
Barat). Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Blakely
dan D.H Bade. 1991. Ilmu Peternakan.
Gajah Madah University Press. Yogjakarta.
Hadi
P.U. dan Nyak Ilham. 2000. Peluang
Pengembangan Usaha Pembibitan Ternak Sapi Potong di
Indonesia Dalam Rangka Swasembada Daging 2005. PSE. Bogor.
Hafid,
H.H., 1998. Kinerja produksi sapi
Australian Commercial Cross yang dipelihara secara feedlot dengan kondisi
bakalan dan lama penggemukan berbeda. Tesis. Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Hikmah,
Z., Zuraida, R. dan R.S.Eni.2002. Analisa
Kelayakan Usaha Ternak Sapi Potong
Melalui Perbaikan Manjemen Pada Kelompok Ternak Kawasan Baru.
Seminar nasional teknologipeternakan dan Veteriner.
Ibrahim,
R.M, D.E.Goll, J.A. Marchello, G. C. Duff, V. F. Thompson. S. W. Marres. dan H.
A. Ahmad. 2008. Effect of Two Dietary
Concentrate Levels On Tenderness, Calpain and Calpastatin Activities, and
Carcass Merit In Waguli and Brahman Steers. Jurnal of Animal Science 86
: 1426-1433.
Kadarsih,
S. 2003. Peranan ukuran tubuh terhadap
bobot badan sapi Bali di provinsi Bengkulu. Jurnal penelitian UNIB, IX (1)
: 45 – 48.
Neumann,
A. L dan K. S Lusby. 1986. Matching Cow
Productivity and Resources. Chapter 3. Beef Cattle (Eighth Ed.). Sapi Potong.
John Wiley and Sons, Inc., New York. John Wiley and Sons, Inc, New York.
Ngadiyono,
N. 2002.Penampilan Produksi Sapi Brahman
Cross Jantan Kastrasi PAda Berbagai Lama Penggemukan Yang Berbeda.Buletin
Peternakan Vol. 24 (2), 2002. ISSN 0126-4400.
Panjono,
H., E. Baliarti, & Kustono. 2000. Performans
Induk dan Pedet Sapi Peranakan Ongole yang Diberi Ransum Jerami Padi dengan
Suplementasi Daun Gamal. Buletin Peternakan. 24(2).
Purbowati,
E. 2001. Keseimbangan Energi dan Nitrogen Domba yang Mendapat Berbagai Aras
Konsentrat dan Pakan Dasar yang Berbeda. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian,
Bogor.
Rasyid,
A. H. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan
Sapi Potong. Di download dari http://peternakan.litbang.deptan.go.id/datahtml/download/files/juknis_
perkandangan.pdf.Sapi, Kaitannya Dengan
Bangsa Dan Macam Pakan Penggemukan. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Grati Vol.
2 No. 1 Juli 2000. ISSN 0853-1285
Sarwono,
B dan H. B. Arianto. 2007. Penggemukan
Sapi Potong Secara Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sarwono, B dan H. B. Arianto., 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat.Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 29, 32 & 83.
Siregar,
S.B. 2003. Penggemukan Sapi. Cetakan Pertama. Penebar Swadaya. Jakarta.
Siregar,
S.B. 2008. Penggemukan Sapi. Cetakan ke 16. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soeparno
dan Sumadi. 2000. Pertambahan Berat
Badan, Karkas Dan Komposisi Kimia
Daging.
Soeprapto,
H. dan Z. Abidin. 2006. Cara Tepat
Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sudarmono,
A.S dan Sugeng, Y.B. 2008. Sapi Potong.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Sugeng,
Y.B. 2003. Pembiakan Ternak Sapi.
Gramedia, Jakarta.
Suparman,
M dan M. S. Azis. 2003. Formulasi Pakan
yang Berkualitas untuk Usaha Penggemukkan Sapi Bali. BPTP, Sulawesi
Selatan.
Susilorini,
E. T. 2008. Budi Daya 22 Ternak Potensial.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Williamson,
G. dan W.J.A. Payne, 1993. Pengantar
Peternakan di Daerah Tropis. Penerjemah : Darmadja, D. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Yakin,
E. A., N. Ngadiyono, dan R. Utomo. 2012. Pengaruh
Substitusi Silase Isi Rumen Sapi Pada Pakan Basal Rumput Dan Konsentrat
Terhadap Kinerja Sapi Potong. Buletin Peternakan. 36 (3): 174-180.