Senin, 27 November 2017



TATALAKSANA PEMELIHARAAN PADA USAHA PENGGEMUKAN SAPI BRAHMAN CROSS DI PT LEMBU JANTAN PERKASA SERANG-BANTEN
Oleh :
Muhammad Yunus
200110130055

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2016
2.1 Abstrak
Tatalaksana pemeliharaan sapi Brahman Cross di PT Lembu Jantan Perkasa meliputi manajemen pemberian pakan, pengelolaan hijauaan makanan ternak, manajemen perkandangan, pengelolaan limbah peternakan. Laporan ini merupakan suatu pengamatan dan kajian yang telah dilakukan pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Lembu Jantan Perkasa yang beralamat di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 9,6 Pabuaran Kabupaten Serang terhitung mulai tanggal 04 Januari – 02 Februari 2016. Metode yang dilakukan pada pengamatan di tempat PKL yaitu berupa orientasi, observasi dan adaptasi. Tujuan dari pelaksanaan PKL adalah dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman kerja di perusahaan yang bergerak di bidang fattening, breeding dan trading. Pemeliharaan sapi penggemukan di PT Lembu Jantan Perkasa dilakukan dengan baik berdasarkan data bulan Desember 2015 dengan pertambahan bobot badan harian sapi Brahman Cross mencapai 1,89 kg/hari umur pemeliharaan 82 hari jenis Steer dan 1,83 kg/hari umur pemeliharaan 79 hari jenis Heifer.

Kata kunci : Tatalaksana Pemeliharaan, Sapi Brahman Cross
2.2 Pendahuluan
Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu usaha yang sudah berkembang secara pesat dan telah menyebar di wilayah Indonesia. Dalam setiap usaha peternakan harus memperhatikan 3 hal yang sangat penting untuk keberhasilan usaha penggemukan ternak sapi yaitu breeding, feeding, dan manajemen, ketiga hal tersebut harus berkaitan dan berhubungan satu sama lain.  Untuk keberhasilan usaha penggemukan sapi potong, maka yang harus diperhatikan adalah manajemen pemeliharaan yang terarah dan pengelola yang professional. Usaha penggemukan sapi potong sangat berkembang pesat karena masyarakat sadar akan kebutuhan hewani, Sehingga permintaan akan daging terus meningkat.       
Usaha penggemukan sapi potong tidak hanya diusahakan oleh industri-industri besar tetapi juga diusahakan oleh petani peternak meskipun dalam hal manajemen pemeliharannya petani peternak masih relative sederhana. Usaha penggemukan sapi potong berkembang sangat pesat karena sapi potong sebagai ternak yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Tingginya nilai ekonomis ini ditentukan oleh stok sapi yang tersedia, berat karkas dan kualitas daging. Berdasarkan uraian diatas, kajian ini akan membahas tentang tatalaksana pemeliharaan pada usaha penggemukan sapi Brahman cross di PT Lembu Jantan Perkasa Serang Banten yang memiliki populasi ternak sapi potong sebanyak ± 3000 ekor.
 2.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari Praktik Kerja Lapangan di PT Lembu Jantan Perkasa adalah :
1.  Mengetahui tata laksana pemeliharaan dari usaha penggemukan sapi potong Brahman Cross.
2.  Menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan di tempat praktik kerja lapangan
2.4 Metode Pengamatan
Metode pengamatan  yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan di PT Lembu Jantan Perkasa adalah :
·  Orientasi
Orientasi dilakukan setelah mahasiswa PKL telah berada di lingkungan perusahaan untuk mendapat pengarahan dari pimpinan perusahaan atau pun pihak yang telah menerima mahasiswa untuk kegiatan PKL.Mahasiswa dikumpulkan dalam satu ruangan untuk mendapat pengarahan dan petunjuk dari Perwakilan pihak dari PT Lembu Jantan Perkasa. Dalam kegiatan ini mahasiswa mempelajari struktur organisasi lokasi ternak sapi potong, ruang lingkup kegiatan mencakup mekanisme kegiatan selama 25 hari kerja dan tatalaksana pemeliharaan ternak sapi potong.
·  Observasi
Observasi dilakukan langsung oleh mahasiswa PKL untuk memperoleh data dan informasi mengenai lokasi, situasi dan kondisi lapangan yang berhubungan dengan materi PKL.
·  Adaptasi
Adaptasi sangat penting dilakukan oleh mahasiswa dengan pihak perusahaan agar kegiatan  PKL berjalan dengan baik. Adaptasi dengan semua karyawan yang bekerja di PT Lembu Jantan Perkasa dengan cara bertanya seputar kegiatan selama pelaksanaan PKL , masalah-masalah yang terjadi di PT Lembu Jantan Perkasa dan untuk mengumpulkan data atau bahan pembuatan laporan.

2.5 Hasil dan Pembahasan
2.5.1. Tatalaksana Pemeliharaan
Penggemukkan (fattening)
Usaha pertama kali yang didirikan PT Lembu Jantan Perkasa adalah usaha yang bergerak di bidang penggemukkan sapi potong. Sapi potong yang dipelihara kemudian digemukan di perusahaan ini adalah sapi dengan jenis Brahman cross(BX). Sapi BX (Brahman Cross), adalah ternak sapi hasil domestikasi/ penjinakan sapi Brahman (asal India) yang dikembangkan di Amerika dan Australia dan disilangkan dengan jenis ternak dari daratan Amerika, seperti Shorthorn, Santa Gertrudis, Droughmaster, Hereford. Sex sapi Brahman Cross yang di gemukkan terdiri dari Cow, Heifer, Steer dan Bull. Brahman cross banyak diminati oleh feedloter sebab pertambahan bobot badan harian (Average Daily Gain = ADG) dan persentase karkas lebih tinggi dengan komponen tulang lebih rendah dibanding sapi lokal (Hadi, 2002).
Soeparno dan Sumadi (2000) yang menyebutkan potensi genetik individu di dalam bangsa dapat berbeda dan ukuran tubuh dewasa individu di dalam suatu bangsa dapat menyebabkan perbedaan tingkatan laju pertumbuhan. Hikmah (2002)  menyatakan penggemukan adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat. Tujuan sistem penggemukan sapi potong ini di indonesia, menurut (Anggraini, 2003) untuk  mendapatkan  pertambahan bobot badan, kuantitas dan kualitas karkas yang tinggi dalam waktu relatif cepat yaitu dengan cara meningkatkan efisiensi pakan yang berkualitas dengan kandungan protein dan energi tinggi serta harganya relatif lebih murah.
Penggemukan sapi potong di PT Lembu Jantan Perkasa dilakukan rata-rataselama 3-4 bulan secara intensif. Hal ini sesuai dengan pendapat Neumann dan Lusby (1986) menjelaskan bahwa untuk program penggemukan finishing, waktu penggemukan dimulai dengan bobot badan awal antara 325-400 kg sampai dicapai bobot potong antara 500-625 kg yaitu kurang dari enam bulan pemeliharaan. Waktu penggemukan semakin lama menurut Hafid (1998) memiliki kecenderungan meningkatkan persentase lemakkarkas dan menurunkan persentase komposisi daging dan tulang, selain itu cenderung menurunkan persentase total non karkas, persentase komposisi kepala,kaki dan jantung. Bobot badan sapi merupakan salah satu indicator produktivitas ternak yang dapat diduga berdasarkan ukuran linear tubuh sapi meliputi lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan (Kadarsih, 2003). Peternak umumnya menggunakan bobot hidup sapi sebagai ukuran keberhasilan pemeliharaan dan pertumbuhan sapi yang telah dipelihara apakah sesuai dengan harapan. Bobot hidup juga merupakan salah satu penentu harga seekor sapi dalam bidang pemasaran. Pertambahan bobot badan sapi brahman cross heifer dan steer yaitu antara 1,6-1,8 kg/hari, hal ini sesuai dengan pendapat (Grifin, 2009; Ngadiyono, 2002) menjelaskan Pertambahan bobot badan harian sapi Steer Brahman cross dengan bobot badan  awal kurang dari 300 kg yaitu 1,61 kg/hari, bobotbadan awal 320 kg yaitu  1,25kg/hari. Penggemukan sapi potong dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu cara pemberian pakan yang baik, umur sapi, dan jenis sapi yang digemukkan. Sistem pemeliharaan sapi potong untuk penggemukkan di PT Lembu Jantan Perkasa adalah secara intensif. Sistem pemeliharaan ini dilakukan di dalam kandang, pemberian pakan diberikan oleh peternak langsung di dalam kandang. Semua aktivitas sapi dilakukan di dalam kandang, mulai dari pemberian makan, minum, istirahat, pembersihan kandang dan pengendalian penyakit. Keuntungan sistem ini adalah penggunaan bahan pakan hasil ikutan dari beberapa industri lebih intensif dibanding dengan sistem ekstensif. Kelemahan terletak pada modal yang digunakan lebih tinggi, masalah penyakit, dan limbah peternakannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Susilorini (2008) yaitu sistem pemeliharaan sapi potong dapat dibedakanmenjadi 3, antara lain sistem pemeliharaan ekstensif, semi intensif dan intensif. Sistem ekstensif semua aktivitasnya dilakukan di padang penggembalaan yang sama. Sistem semi intensif adalah memelihara sapi untuk digemukkan dengan cara digembalakan dan pakan disediakan oleh peternak, atau gabungan dari system ekstensif dan intensif. Sementara sistem intensif adalah sapi-sapi dikandangkandan seluruh pakan disediakan oleh peternak. Tatalaksana pemeliharaan sapi potong penggemukkan di PT Lembu Jantan Perkasa terdiri dari : Pemberian Pakan, Hijauan Makanan Ternak, Manajemen Kesehatan Hewan , Manajemen Perkandangan, Pengelolaan dan Penanganan Limbah .
·  Pemberian Pakan


Pakan yang diberikan pada sapi  potong untuk penggemukan di PT Lembu Jantan Perkasa adalah konsentrat, jerami dan hijauan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Williamson dan Payne, 1993) yaitu Bahan pakan ternak dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu hijauan dan konsentrat. Hijauan ditandai dengan jumlah serat kasar  yang relative banyak dari pada berat keringnya, yaitu lebih besar dari 18%. Konsentrat mengandung serat kasar lebih sedikit dari pada hijauanya itu kurangdari 18% dan mengandung karbohidrat, protein, dan lemak yang relative banyak namun jumlahnya bervariasi dengan jumlah air yang relative sedikit. Jerami termasuk salah satu hijauan yang sering digunakan pada ternak, tetapi hijauan ini umumnya memiliki nilai nutrisi yang rendah (Williamson dan Payne, 1993). Jerami padi memiliki palatabitas yang cukup baik, tetapi apabila diberikan terlalu banyak dalam pakan sapi akan menyebabkan kebutuhan hidup pokoknya tidak terpenuhi karena kandung nutriennya rendah (Panjono et al., 2000).
Jenis hijauan yang diberikan adalah rumput gajah dan rumput taiwan. Jerami dan hijauan sebelum diberikan dicacah terlebih dahulu agar mudah dicerna sehingga diharapkan konsumsi pakan akan meningkat dan mengurangi pakan yang tercecer. Pakan yang diberikan dalam tiap pen berbeda-beda sesuai dengan jumlah sapi yang ada dalam pen. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2008) yaitu sapi yang akan digemukan harus memperolehransum yang terdiri dari hijauan dan konsentrat yang harus diatur pemberiannya agar tercapai hasil yang memuaskan. Pemberian    pakan    hijauan dilakukan    bersamaan    dengan    pemberian  konsentrat  dengan  hijauan  berada  di bagian atas nya (top grass).  Cara  tersebut  dianggap  efektif  karena  hijauan  lebih  dulu  dimakan  sehingga  hijauan  yang memiliki  kadar  air  tinggi  lebih  cepat  habis  daripada  konsentrat  apabila  hijauan telah   habis   maka   konsentrat   tetap   kering   dan   dapat   digunakan   lagi   tanpa pembusukan. Hijauan sudah dikemas dalam sebuah karung dengan berat 15 kg per  karung.
Konsentrat atau pakan penguat  adalah  pakan  yang  mengandung  protein  tinggi  dengan  kadar  serat  kasar  yang relatif rendah dan mudah dicerna. Pemberian konsentrat di PT Lembu Jantan Perkasa untuk   ternak   yang   baru   datang   diberikan   secara   bertahap   untuk menghindari  terjadinya  gangguan  pada  saluran  pencernaan. Semakin  lama  umur pemeliharaan   ternak   semakin   banyak   konsentrat   yang   diberikan. Konsentrat sudah dikemas dalam karung masing-masing dengan berat 50 kg.  Pemberian pakan konsentrat dibutuhkan oleh ternak sapi untuk pertumbuhannya dan menghasilkan  produksi  yang  baik. Pakan konsentrat yang diberikan  di  PT Lembu  Jantan  Perkasa terdiri  dari  campuran beberapa macam  bahan pakan   termasuk   sisa   pakan. Penggunaan   konsentrat   (terutama yang banyak mengandung biji-bijian) yang lebih tinggi akan  mempercepat pertambahan bobot badan  dan  efisiensi  pakan  lebih  baik.  Penentuan  jumlah konsentrat  yang  tepat merupakan  salah  satu  cara  optimasi  kapasitas  pencernaan untuk  mendapatkan efisiensi pemanfaatan pakan yang lebih baik (Purbowati, 2001).
Pemberian pakan di PT Lembu Jantan Perkasa dilakuakan pada pagi hari (07.00) dan siang hari (13.00). pakan yang diberikan berasal dari feedmill (gudang pakan ) dan diantar menggunakan mobil bak terbuka oleh beberapa petugas gudang pakan  melewati central alley yang cukup luas, sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien karena tenaga kerja dan waktu yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit. Apabila terdapat pakan yang tidak habis pada saat pemberian pakan, maka dilakukan pengumpulan pakan sisa dengan cara di masukkan ke dalam karung. Setelah selesai pemberian pakan, 120 menit kemudian dilakukan pembolak balikkan pakan menggunakan sekop.
Tujuan pembolak-balikan pakan ini agar kesegaran pakan dan palatabilitas pakan tetap terjaga. Teknis pembolak-balikkan pakan yaitu sebanyak 3 kali pagi, siang dan malam. Selain  pembalikan  pakan  juga  harus dilakukan perataan pakan  yang menumpuk di salah satu bak pakan dan  dibagikan ke dalam bak pakan yang sudah kosong. Pemberian pakan untuk penggemukan tidak boleh telat agar proses penggemukan berjalan dengan baik dan mencegah sapi terkena penyakit, sapi Brahman cross ini juga memliki tingkah laku makan yaitu pagi pukul 07.00-09.00 makan banyak, siang pukul 13.00-15.00 makan sedikit dan sore pukul 17.00-19.00 mulai makan banyak lagi, ditandai dengan ekornya bergerak terus untukmeminta makan. Berdasarkan data tahun 2015 pertambahan bobot badan harian sapi Brahman cross di PT Lembu Jantan Perkasa yaitu 1,89 kg/hari umur pemeliharaan 82 hari jenis steer dan 1,83 kg/hari umur pemeliharaan 79 hari jenis heifer.
·  Hijauan Makanan Ternak
Unit hijauan makanan ternak bertugas dalam penyediaan hijauan baik untuk penggemukan maupun pembibitan. Bahan baku hijauan yag terdiri dari rumput segar maupun jerami berasal dari kebun milik perusahaan seluas 9,5 Ha dan kebun milik warga setempat seluas 3 Ha yang bekerja sama dengan perusahaan ini. Hijauan yang digunakan berjenis rumput Taiwan. Rumput ini pada saat panen pertama kali nya itu pada umur 3 bulan setelah tanam , pada bulan berikutnya saaat tanam kembali rumput ini dapat dipanen pada umur  2 bulan setelah tanam. Rumput yang ditanam diberi pupuk yang berasal dari limbah padat peternakan milik sendiri  dan pemupukan dilakukan 6 bulan sekali pada saat musim hujan, karena kandungan nitrat dapat terurai dengan air.
Kandungan nitrat ini harus angat diperhatikan, karena jika rumput yang kandungan nitratnya tinggi langsung diberikan kepada sapi, sapi akan langsung mati dan darah nya akan menjadi hitam. Maka dari itu di PT Lembu Jantan Perkasa ini ada standar nitrat pada rumput sebelum diberikan kepada sapi maupun diolah untuk dijadikan silase.Untuk unit penggemukan rumput nya harus mengandung nitrat kurang dari 2000. Rumput segar untuk unit penggemukan biasanya diberikan sebanyak 15 ton sehari. Rumput segar yang dipanen langsung diangkut ke tempat pemotongan rumput lalu pemotongan menggunakan chooper. Tenaga kerja yang dibutuhkan di unit Hijauan Makanan Ternak ini sebanyak 9 orang.
·  Manajemen Kesehatan Hewan
Penyakit merupakan ancaman yang perlu diwaspadai peternak walaupun serangan  penyakit tidak langsung mematikan ternak, tetapi dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berkepanjangan, menghambat pertumbuhan dan mengurangi pendapatan (Sarwono dan Arianto, 2007). Menurut Sugeng (2003) berbagai jenis penyakit sapi sering berjangkit di Indonesia, baik yang menular ataupun tidak menular. Penyakit menular yang berjangkit pada umumnya menimbulkan kerugian besar bagi peternak. Sapi Brahman cross merupakan   salah   satu   jenis   sapi   yang   banyak dipelihara  karena  memiliki  daya  tahan  tubuh  yag  baik. Menurut Ibrahim dkk (2008) yang menyatakan bahwa sapi Brahman  cross memiliki  toleransi  yang  cukup  tinggi  terhadap  suhu  lingkungan serta   memiliki   pertambahan   bobot   badan   harian   yang   cukup   baik.   Meski demikian,  sapi-sapi  tersebut  tidak  berarti  kebal  terhadap  penyakit.  Oleh  sebab itulah diperlukan adanya pemeriksaan kesehatan sapi yang rutin dilakukan.
Pelaksanaan program kesehatan hewan yang diterapkan di PT Lembu Jantan Perkasa dilakukan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah dikeluarkan oleh manajemen perusahaan. Pemeriksaan  kesehatan  sapi  dilakukan  dilakukan mulai pukul 07.00 WIB sampai sore hari yang dilakukan oleh tiga orang petugas kesehatan yang langsung bertanggung jawab kepada dokter hewan.  Pengontrolan  dilakukan  dengan  cara  mengelilingi  kandang  dan  mengamati  keadaan  sapi  secara  umum,  apabila  terdapat  sapi  yang  sakit,  maka  sapi  segera dipisahkan  dan  ditangani.  Sapi-sapi  yang  telah  diobati  kemudian  dipindahkan  ke kandang hospital pen.
Pemeriksaan ternak sakit dilakukan dengan cara membangunkan sapi agar diketahui kondisi kesehatan ternak tersebut. Selanjutnya ternak yang sakit dilakukan pemisahan ke kandang karantina atau bias disebut dengan sick pen.  Gejala- gejala yang sering ditimbulkan oleh ternak sakit yaitu ternak diam saja, menurunnya suhu tubuh, mata berair , hidung penuh lender , dan lemas. Apabila kondisi ternak tersebut semakin memburuk maka dilakukan pemotongan pada ternak tersebut agar tidak terjadi kerugia secara ekonomi. Setelah dipotong, sapi tersebut langsung dibawa ke Rumah Potong Hewan (RPH) milik pemerintah daerah Serang di kawasan Trondol Serang. Penyakit – penyakit  yang  sering menyerang  sapi – sapi penggemukan yang  ada  di  PT Lembu Jantan Perkasa antara lain : Abses, Pincang, Sapi roboh , Pink eye atau sakit mata , Bloat (Tympani), Diare.
·  Manajemen Perkandangan

Kandang merupakan sarana yang penting bagi ternak, fungsi kandang bagi ternak diantaranya melindungi ternak dari perubahan  cuaca atau iklim yang ekstrem (panas, hujan dan  angin), mencegah dan melindungi ternak dari penyakit, Menjaga keamanan ternak dari pencurian, memudahkan pengelolaan  ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkawinan serta meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sugeng, 2003) yaitu kandang merupakan tempat tinggal ternak sepanjang waktu, sehingga pembangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak, harus bisa menjamin hidup yang sehat dan nyaman. Dinyatakan oleh Siregar (2003) bahwa dengan kandang, pengamanan terhadap pencuri sapi akan lebih terjaga.Kandang yang dibangun hendaknya dapat menunjang peternak, baik dari segi ekonomis maupun segi kemudahan dalam penanganan sapi. Sehingga diharapkan dengan adanya bangunan kandang ini sapi tidak berkeliaran disembarang tempat dan kotorannya pun dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin (Sugeng, 2003).
PT Lembu Jantan Perkasa memiliki dua tipe kandang, yaitu kandang tertutup dan terbuka. Di bagian fattening tipe kandang tertutup terdiri dari kandang A,D,J,K,L dan tipe kandang terbuka terdiri dari kandang B,C,E,F. Semua kandang di PT Lembu Jantan Perkasa menggunakan tipe koloni. Menurut Sarwono dan Arianto (2002) kandang koloni adalah kandang yang terdiri dari satu ruangan atau bangunan tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak. Kandang penggemukan di PT Lembu  Jantan  Perkasa ada  yang  mengarah  dari  utara  ke  selatan  yaitu  kandang A,B,C  sedangkan  kandang  yang  lainnya  sudah  mengarah  dari  timur  ke  barat, sehingga  memungkinkan  kandang  selalu  terpapar  sinar  matahari. Tipe  kandang koloni dipilih  karena  lebih  efisiensi  biaya,  selain  itu  tipe  kandang  koloni  akan lebih  leluasa  bergerak karena  telah  disesuaikan  dengan  habitat  aslinya.
Setiap kandang  dibagi  menjadi  beberapa  pen,  jumlah  pen  tergantung  dari  luas  kandang. Luas setiap pen bervariasi tergantung dari luas kandangnya. Sapi di bagian fattening rata-rata tiap pen diisi 40-50 ekor sapi.  Untuk memenuhi persyaratan pembangunan kandang yang baik, bangunan kandang di PT Lembu Jantan Perkasa tebuat dari bangunan beton, besi dan kayu sehingga pemeliharaan sapi potong dapat berjalan dengan baik. Selain bangunan kandang, kebutuhan bahan-bahan dalam perkandangan di PT Lembu Jantan perkasa juga diperhatikan seperti:
1.    Lantai Kandang
Lantai kandang sebagai tempat berpijak dan berbaring bagi ternak sapi. Lantai kandang tidak licin, tidak mudah lembab, tahan injakan dan awet.  Lantai kandang yang ada di PT Lembu Jantan Perkasa menggunakan paving block , sehingga lantai menjadi tidak licin dan mudah dalam proses pembersihan kandang. kemiringan lantai mencapai 5° mengarah kepada selokan , tetapi tidak licin, hal ini bertujuan untuk mempermudah kotoran atau feses yang ada dalam kandang mengalir menuju selokan dan penampungan limbah yang sudah tersedia. Ini sesuai dengan pendapat  Soeprapto    dan    Abidin    (2006) yang menyatakan  bahwa  kemiringan  kandang  antara 5 ̊ sampai  10 ̊ agar  air  tidak menggenang.
2.    Atap Kandang
Atap kandang merupakan pembatas (isolasi) bagian atas kandang berfungsi untuk menghindarkan ternak dari hujan dan terik matahari , menjaga kehangatan ternak di waktu malam hari, serta menahan panas yang dihasilkan oleh tubuh hewan itu sendiri. (Sudarmono dan Sugeng, 2008). Bahan yang digunakan untuk dijadikan atap kandang itu berbagai macam ada asbes, seng , genting dan rumbia. Atap yang digunakan di PT Lembu Jantan Perkasa adalah asbes. bahan ini tahan lama dan dapat menahan sinar matahari pada siang hari dan melindungi sapi dari hujan.
3.    Ventilasi Kandang
Ventilasi kandang yang baik dan iklim dalam kandang yang segar serta tidak panas, membuat ternak merasa nyaman dan tidak stress. Kandang di PT Lembu Jantan Perkasa memiliki ventilasi yang cukup baik dan arah kandang yang ada disesuaikan dengan kontruksi lahan, ada yang membujur dari Timur ke Barat , Selatan ke Utara, sehingga udara dapat masuk ke dalam kandang.
4.    Dinding Kandang
Dinding kandang merupakan pembatas seluruh keliling kandang atau bagian tepi kandang. di PT Lembu Jantan Perkasa Dinding  kandang  menggunakan  pipa  besi dan pembatas  pen  pada tiap kandang juga menggunakan pipa besi dengan setinggi 180 cm dengan ukuran celah  antara  ukuran  pipa  besi 50 cm.
5.    Bedding
Kandang tipe tertutup menggunakan bedding untuk memberikan rasa nyaman pada sapi yang ada di dalam kandang. bahan yang digunakan sebagai bedding berupa (sawdust). Bedding berfungsi untuk menyerap urine atau feses yang dihasilkan ternak . penggantian bedding dilakukan apabila bedding sudah terlihat basah dan becek, diganti dengan sawdust yang baru sebanyak 70-80 karung dalam 1 pen kandang. sedangkan untuk kandang terbuka tidak menggunakan bedding.
6.    Tempat Pakan dan Minum
Tempat pakan dan air minum merupakan perlengkapan yang ada di kandang untuk memenuhi kebutuhan ternak. Tempat pakan di PT Lembu Jantan Perkasa terbuat dari beton dan terbuat dari drum plastik yang dibelah menjadi 2 bagian. Di PT Lembu Jantan Perkasa tempat pakan lebih banyak menggunakan beton karena lebih luas dan sapi lebih efisien untuk makan , dari pada menggunakan tempat pakan yang terbuat dari drum plastik. Bak pakan yang terbuat dari semen yang berukuran panjang 408 cm, lebar 75 cm, tinggi (kedalaman) 55 cm. Ukuran panjang dan lebar bak pakan ini sama  dengan  ukuran  panjang  dan  lebar  dari  tiap  kandang. Menurut Rasyid  dan Hartati  (2007)  ukuran bak  pakan kandang  kelompok  adalah mengikuti  panjang  kandang, dengan proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat pakan.
7.    Peralatan produksi
PT Lembu Jantan Perkasa memiliki peralatan produksi yang terdiri dari alat transportasi, timbangan, cattle yard (kandang penanganan), loading chute dan up loading, gang way, crush (penjepit), gudang, tempat penampungan limbah dan kebun rumput.
8.    Alat transportasi
Alat transportasi merupakan sarana penunjang dalam suatu usaha peternakan. Alat transportasi yang dimiliki PT Lembu Jantan Perkasa adalah satu fuso, empat colt diesel, tiga pick-up , dan dua panther yang masing-masing kendaraan tersebut digunakan untuk mengangkut limbah, distribusi pakan,distribusi hijauan segar dan jerami, mengangkut sapi penjualan.
Ukuran dan kapasitas kandang penggemukan di PT Lembu Jantan Perkasa
·      Pembersihan Kandang
Pembersihan kandang merupakan suatu kegiatan rutin yang harus dilakukan untuk meminimalisir sapi terkena penyakit. Maka dari itu, kebersihan kandang di PT Lembu Jantan Perkasa sangat diperhatikan dan dijaga dengan baik. Kegiatan pembersihan pakan dilakukan setelah melakukan pemberian pakan. Kegiatan pembersihan pakan mliputi menyapu sisa pakan yang jatuh di central alley saat pemberian, dan mengumpulkan karung bekas tempat hijauan atau konsentrat yang telah diberikan. Terdapat dua metode pembersihankandang di perusahaan untuk kandang terbuka pembersihan kotoran masih manual yaitu hanya dengan menggunakan alat penyodok sederhana terbuat dari kayu atau biasa disebut metode scraping.
Pembersihan kotoran dalam kandang ini dilakukan setiap hari pada waktu pagi hari mulai pukul 08.00 -11.00 WIB yang bertujuan untuk menjaga kebersihan kandang dan mencegah timbulnya bibit penyakit dan bau yang berasal dari kotoran yang dapat membahayakan kelangsungan hidup sapi dan manusia yang berada di sekitarnya. Pembersihan kandang tertutup menggunakan mesin yang disebut bobcat. Pembersihan kotoran dilakukan tiga hari dalam seminggu, tergantung keadaan alas kandang yang berupa serbuk gegaji halus. Jika sebuk gergaji tersebut sudah terlihat basah harus segera diganti dengan yang baru. Jika tidak, atau telat dalam pembersihan maka akan timbul bau amoniak yang sangat menyengat dalam kandang. Pembersihan kandang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian kandang. Kandang harus selalu dijaga kebersihannya, karena frekuensi pemberian pakan pada usaha penggemukan sapi potong relatif tinggi maka kotoran yang dikeluarkan oleh sapi cukup banyak.
·      Pengurasan dan pengisian bak air minum
Kebersihan tempat air minum juga harus dibersihkan setiap hari bersamaan dengan pembersihan kandang. pembersihan bak air minum ini dilakukan dengan cara menyikat dinding bak pakan yang biasanya terdapat lumut yang tumbuh dan menempel. Kebersihan air minum perlu dijaga , karena sangat berhubungan erat dengan kesehatan ternak. Tempat bak pakan dan minum terbuat dari semen, letak antara bak pakan dan minum terpisah, untuk bak minum di dalam pen, agar sapi memudahkan sapi minum dan tidak berebutan satu dengan yang lain namun ada juga yang terdapat di bagian luar. Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum ketersediaannya tidak pernah kurang dan selalu ada terus - menerus. Minuman berupa air bersih dan kualitas airnya harus dijagaagar tidak terkontaminasi oleh bibit -bibit penyakit (Suparman dan Azis, 2003).
·      Pengelolaan Limbah Peternakan


Pengelolaan dan penanganan limbah dalam usaha peternakan sangat penting karena limbah ternak dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menimbulkan bau. Pengelolaan limbah peternakan di PT Lembu Jantan Perkasa dilakukan secara intensif dengan tujuan limbah peternakan tersebut tidak mengangu lingkungan maupu masyarakat sekitar. Limbah yang dihasilkan di PT Lembu Jantan Perkasa ada dua jenis yaitu limbah padat dan limbah cair.
Penanganan limbah untuk tipe kandang terbuka dilakukan dengan cara mengalirkan limbah melalui selokan ke tempat penampungan limbah awal (holding pond) kemudian  dialirkan  ke  filtrasi  pond  untuk  menyaring limbah padat dengan limbah cair dan mengendapkan limbah padat.  Limbah  padat  akan  terbawa  ke  kolam  dan  mengendap,  sedangkan  limbah cair  akan  terus  mengalir  menuju  kolam  aerobik,  lalu  dialirkan  ke  sungai  dan sawah milik masyarakat di sekitar perusahaan.
            Holding pond             

 4 kolam filtrasi dan kolam fakultatif 
  kolam aerobik
Penanganan limbah untuk tipe kandang tertutup dilakukan dengan cara mengangkut limbah padat maupun cair yang sudah tercampur dengan sawdust menggunakan truk ke area penampungan khusus limbah padat. Di tempat penampungan kotoran yang baru diangkut terus ditumpuk dan dikumpulkan setelah beberapa bulan kemudian dibalik agar amoniak cepat keluar dan bau cepat hilang. Pengolahan limbah di PT Lembu Jantan perkasa dijadikan pupuk. Cara pengolahan menjadi pupuk ini ada secara giling dan ada yang diayak manual. Secara giling cara kerja nya mengangkut pupuk yang sudah kering dari penampungan limbah kemudian pupuk tersebut digiling dengan mesin. Tenaga kerja untuk pengolahan limbah padat dengan cara giling ini sebanyak 3-5 orang.
Secara diayak manual cara kerja nya limbah padat yang sudah kering setelah penjemuran selama 2 hari di penampungan limbah diangkut kemudian dibawa ke tempat pengolaan limbah kemudian di karungi dengan berat 1 karung 30 kg dengan kadar air dibawah 25 %. Tenaga kerja pada bagiaan ini sebanyak 12 orang. Untuk harga penjualan pupuk, 1 kg (karungan) Rp 100,00 dan untuk yang sudah digiliing 1 kg Rp 200,00.
2.6 Kesimpulan dan Saran
2.6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tatalaksana pemeliharaan meliputi pemberian pakan, penyediaan hijauan makanan ternak, manajemen kesehatan, manajemen perkandangan, pengelolaan limbah peternakan.
2. Tatalaksana di PT Lembu Jantan Perkasa dilakukan dengan baik berdasarkan pencapaian pertambahan bobot badan harian pada bulan Desember 2015 sebesar 1,89 kg/hari umur pemeliharaan 82 hari jenis steer dan 1,83 kg/hari umur pemeliharaan 79 hari jenis heifer. Target pencapaian PBB  di PT Lembu Jantan Perkasa adalah berkisar 1,6 kg.
2.6.2. Saran
Pengolahan limbah di PT Lembu Jantan Perkasa harus lebih di tingkatkan lagi. Untuk limbah cair nya bisa diolah menjadi pupuk cair yang bernilai, dan limbah padat nya dapat diolah menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi di kandang yaitu penerangan,memasak dll.
Daftar Pustaka
Anggraini, W. 2003. Analisis Usaha Peternakan Sapi Potong Rakyat Berdasarkan Biaya Produksi dan Tingkat Pendapatan Peternakan Menurut Skala Usaha (Kasus di Kecamatan Were Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat). Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Blakely dan D.H Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Gajah Madah University Press. Yogjakarta.
Hadi P.U. dan Nyak Ilham. 2000. Peluang Pengembangan Usaha Pembibitan Ternak Sapi Potong   di    Indonesia Dalam Rangka Swasembada Daging 2005. PSE. Bogor.
Hafid, H.H., 1998. Kinerja produksi sapi Australian Commercial Cross yang dipelihara secara feedlot dengan kondisi bakalan dan lama penggemukan berbeda. Tesis. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hikmah, Z., Zuraida, R. dan R.S.Eni.2002. Analisa Kelayakan Usaha Ternak Sapi Potong  Melalui Perbaikan Manjemen Pada Kelompok Ternak Kawasan Baru. Seminar nasional teknologipeternakan dan Veteriner.
Ibrahim, R.M, D.E.Goll, J.A. Marchello, G. C. Duff, V. F. Thompson. S. W. Marres. dan H. A. Ahmad. 2008. Effect of Two Dietary Concentrate Levels On Tenderness, Calpain and Calpastatin Activities, and Carcass Merit In Waguli and Brahman Steers. Jurnal of Animal Science 86 : 1426-1433.
Kadarsih, S. 2003. Peranan ukuran tubuh terhadap bobot badan sapi Bali di provinsi Bengkulu. Jurnal penelitian UNIB, IX (1) : 45 – 48.
Neumann, A. L dan K. S Lusby. 1986. Matching Cow Productivity and Resources. Chapter 3. Beef Cattle (Eighth Ed.). Sapi Potong. John Wiley and Sons, Inc., New York. John Wiley and Sons, Inc, New York.
Ngadiyono, N. 2002.Penampilan Produksi Sapi Brahman Cross Jantan Kastrasi PAda Berbagai Lama Penggemukan Yang Berbeda.Buletin Peternakan Vol. 24 (2), 2002. ISSN 0126-4400.
Panjono, H., E. Baliarti, & Kustono. 2000. Performans Induk dan Pedet Sapi Peranakan Ongole yang Diberi Ransum Jerami Padi dengan Suplementasi Daun Gamal. Buletin Peternakan. 24(2).
Purbowati, E. 2001. Keseimbangan Energi dan Nitrogen Domba yang Mendapat Berbagai Aras Konsentrat dan Pakan Dasar yang Berbeda. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Rasyid, A. H. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. Di download dari http://peternakan.litbang.deptan.go.id/datahtml/download/files/juknis_ perkandangan.pdf.Sapi, Kaitannya Dengan Bangsa Dan Macam Pakan Penggemukan. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Grati Vol. 2 No. 1 Juli 2000. ISSN 0853-1285
Sarwono, B dan H. B. Arianto. 2007. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sarwono, B dan H. B. Arianto., 2002. Penggemukan Sapi Potong  Secara Cepat.Penebar  Swadaya. Jakarta. Hal 29, 32 & 83.
Siregar, S.B. 2003.  Penggemukan Sapi. Cetakan Pertama. Penebar Swadaya. Jakarta.
Siregar, S.B. 2008. Penggemukan Sapi. Cetakan ke 16. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soeparno dan Sumadi. 2000. Pertambahan Berat Badan, Karkas Dan Komposisi  Kimia Daging.
Soeprapto, H. dan Z. Abidin. 2006. Cara Tepat Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sudarmono, A.S dan Sugeng, Y.B. 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sugeng, Y.B. 2003. Pembiakan Ternak Sapi. Gramedia, Jakarta.
Suparman, M dan M. S. Azis. 2003. Formulasi Pakan yang Berkualitas untuk Usaha Penggemukkan Sapi Bali. BPTP, Sulawesi Selatan.
Susilorini, E. T. 2008. Budi Daya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya, Jakarta.
Williamson, G. dan W.J.A. Payne, 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Penerjemah : Darmadja, D. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Yakin, E. A., N. Ngadiyono, dan R. Utomo. 2012. Pengaruh Substitusi Silase Isi Rumen Sapi Pada Pakan Basal Rumput Dan Konsentrat Terhadap Kinerja Sapi Potong. Buletin Peternakan. 36 (3): 174-180.

TATALAKSANA PEMELIHARAAN PADA USAHA PENGGEMUKAN SAPI BRAHMAN CROSS DI PT LEMBU JANTAN PERKASA SERANG-BANTEN Oleh : Muhammad Yunus ...